Bahasa Universal

Posted by Ratna Tanjung on Friday, February 01, 2013

-Kutipan dari novel "The Alchemist" Paulo Coelho-

Akhirnya seorang wanita muda tampak mendekat. Dia tidak berpakaian hitam. Wanita itu membawa buyung di bahunya, kepalanya tertutup kerudung, tetapi wajahnya tidak bercadar. Si anak lelaki mendekatinya, untuk menanyakan tentang sang alkemis.

Pada saat itu waktu seakan berhenti bergerak, dan Jiwa Dunia bergolak dalam dirinya. Ketika dia menatap mata gelap gadis itu, dan melihat bibirnya yang setengah tertawa dalam kebisuan, dia pun belajar bagian paling penting dari bahasa yang dikuasai seisi dunia ini | bahasa yang bisa dipahami siapa pun di bumi, di hati mereka. Bahasa Cinta. Bahasa yang lebih tua daripada manusia, lebih kuno daripada padang pasir ini. Sesuatu yang meletupkan daya yang sama manakala dua pasang mata beradu pandang, seperti terjadi pada mereka di sumur ini. Gadis itu tersenyum, ini jelas pertanda | pertanda yang telah ditunggu-tunggu anak lelaki itu, tanpa menyadarinya sepanjang hidupnya. Pertanda yang selama ini dicari-carinya bersama domba-dombanya, di dalam buku-buku yang dibacanya, di antara kristal-kristal itu, dan dalam keheningan padang pasir ini.

Bahasa Dunia yang murni. Bahasa yang tidak membutuhkan penjelasan, seperti halnya jagad raya ini tidak membutuhkan pemjelasan dalam perputarannya di ruang-ruang waktu yang tak berujung. Yang dirasakan si anak pada saat itu adalah: dia sedang berhadap-hadapan dengan satu-satunya wanita dalam hidupnya, dan tanpa perlu dijelaskan dengan kata-kata, gadis itu juga merasakan hal yang yang sama. Anak itu yakin sekali akan hal ini, melebihi keyakinannya akan hal lain apa pun di dunia. Orangtuanya dan kakek-neneknya telah mengatakan, dia mesti jatuh cinta dulu dan kenal betul akan gadis yang hendak dijadikan pasangan hidupnya. Tetapi orang-orang seperti itu barangkali tidak pernah belajar bahasa universal. Sebab, kalau kau mengerti bahasa tersebut, mudah saja memahami bahwa ada seseorang di dunia ini yang menanti-nantimu, entah di tengah padang gurun atau di kota besar. Dan saat dua orang ini bertemu dan mata mereka beradu pandang, masa lalu dan masa depan tak lagi penting. Yang ada hanyalah saat ini, serta keyakinan yang amat sangat bahwa segala sesuatu di bawah matahari ini digoreskan oleh satu tangan yang sama. Tangan yang telah membangkitkan rasa cinta, menciptakan kembaran jiwa untuk setiap orang di dunia. Tanpa cinta semacam itu, mimpi-mimpi kita tak lagi berarti. 

Paulo Coelho
Share

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Powered by Blogger.
 

Brain & Soul Energy Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Online Shop Vector by Artshare