Ginjal adalah salah satu organ ekskresi vertebrata. Disebut juga disebut sebagai buah pinggang, karena bentuknya seperti buah kacang / ercis. Ginjal orang dewasa memiliki panjang sekitar 11 cm, tebal 5 cm, dan beratnya sekitar 150 gram, bewarna merah, dan setiap menit sekitar 20 hingga 25% darah yang dipompa jantung mengalir ke ginjal.
Letak Ginjal
Di dalam tubuh manusia terdapat sepasang ginjal yang terletak di bawah hati dan limpa, di sebelah kanan dan kiri tulang belakang bagian punggung tepatnya di sekitar tulang belakang torakalis (T) nomor 12 hingga lumbalis (L) nomor 3. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus yang menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter. Di bagian superior ginjal, terdapat kelenjar adrenal atau disebut juga kelenjar suprarenal (supra = di atas, ren = ginjal). Sebagian dari bagian atas ginjal, terlindungi oleh iga kesebelas, dan keduabelas. Ginjal diselubungi oleh jaringan ikat tipis yang disebut kapsula ginjal (parirenal, dan pararenal). Pada lapisan tersebut menempel lapisan lemak yang berfungsi membantu menempelnya ginjal pada dinding rongga abdomen dan meredam benturan. Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang selaput yang melapisi rongga abdomen yang disebut peritoneum. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri karena terdesak oleh hati. Oleh karena letaknya tersebut, maka jika terdapat gangguan ginjal atau sakit ginjal, gejalanya akan dirasakan pada pinggang. Sehingga orang awam umumnya mengatakan sakit pinggang.
Fungsi Ginjal
Ginjal memiliki peran dalam mengekskresikan zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen, misalnya urea, keratin, ammonia, urine, sebagai alat filtrasi, yaitu mengeluarkan kelebihan garam, air, dan asam. Serta membuang dan mengatur elektrolit seperti K, Ca, Mg, PO4, membuang sisa metabolisme tubuh berupa urine, dan bertugas melakukan sekresi eritropoietin yang berfungsi mengatur Hemoglibin darah, aktifitas vitamin D untuk kesehatan tulang, serta mengsekresi renin untuk mengatur tekanan darah.
Unit Struktural dan Fungsional Ginjal
Unit struktural dan fungsional dasar dari ginjal dalam pembentukan urine adalah nefron (nephron), yang berjumlah lebih dari satu juta. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Nefron dapat dibedakan menjadi nefron vaskuler dan nefron epitel.
Nefron vaskuler yaitu arteriole aferen, glomerulus, arteriole eferen, dan kapiler peritubuler. Nephron epithel yaitu kapsula Bowman, tubulus convulatus proksimal, loop of Henle, tubulus convulatus distal, dan tubulus collectivus. Setiap satu buah ginjal normal manusia dewasa dapat mengandung 1-4 juta unit nefron. Setiap 1 unit nefron terdiri atas corpuskula renalis, tubulus kontortus proksimal, bagian tipis dan tebal, lengkung Henle serta tubulus kontortus distal. Unsur-unsur nefron tertanam pada lamina basalis yang dilanjutkan dengan sejumlah kecil jaringan penyambung organ. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan Malphigi) dan saluran-saluran (tubulus).
Saluran nefron dibagi menjadi tiga:
1. Tubulus kontortus proximal (terletak dekat badan malpighi).
2. Tubulus kontortus distal (terletak menjauhi badan malpighi).
3. Tubulus kontortus kolektifus (merupakan saluran beberapa nefron, pengumpul hasil ekskresi).
1.Tubulus Kontortus Proximal
Merupakan saluran paling panjang yang berkelok-kelok mulai pada korpuskula renalis berlanjut menjadi lengkung Henle. Tubulus kontortus proximal biasa ditemukan pada potongan melintang korteks. Tubulus kontortus proximal dibatasi oleh epitel kubus selapis dengan apeks sel menghadap lumen tubulus memiliki banyak mikrofili membentuk brush border.
Permukaan mikrofili brush border berperan membantu reabsorbsi berbagai zat yang terdapat dalam cairan ultrafiltrat (urine primer). Pada reabsorbsi, sitoplasma apical sel mempunyai banyak kanakuli yang berasal dari dasar mikrofili. Di dekat kanakuli terdapat vesikel kecil sebagai akibat selama pinositosis. Bertambahnya permukaan membran sel pada basis sel melalui pompa natriun, adalah sifat-sifat sel yang ikut dalam transport ion.
2. Tubulus Kontortus Distal
Merupakan nefron terminal. Di Tubulus Kontortus Distal terjadi pertukaran ion. Bila aldosteron bekerja, natrium direabsorbsi dan ion kalium diekskresi oleh tubulus kontortus proksimal yang merupakan tempat mekanisme pengawasan garam total dan air. Tubulus Kontortus Distal juga mengekskresi ion hidrogen dan ion ammonium ke dalam urine tubulus. Aktivitas ini penting untuk mempertahankan keseimbangan asam basa darah, dan berperan nyata dalam pemekatan urine. Urine yang meniggalkan Tubulus Kontortus Distal hampir selalu isotonis.
3. Tubulus Kontortus Kolektivus
Merupakan unsur utama medulla. Tubulus Kontortus Kolektivus yang lebih kecil dibatasi oleh epitel kubus, sedangkan garis tengah Tubulus Kontortus Kolektivus terdiri atas sel-sel bewarna merah muda. Yang terpenting dalam Tubulus Kontortus Kolektivus adalah mekanisme Antidiuretuk Hormone (ADH). ADH berperan sebagai pemekat / pengencer terakhir urine. Dinding Tubulus Kontortus Kolektivus sangat mudah ditembus air bila terdapat ADH dalam jumlah besar.
Tiga bagian utama penyusun ginjal
a.Korteks ( bagian luar )
Korteks mengandung nefron yang berfungsi menyaring darah. Nefron terdiri dari badan malpighi yang terdiri atas glomerulus (jalinan kapiler arteriol pada cekungan kapsul Bowman), dan kapsul Bowman berbentuk seperti piala atau mangkuk.
1. Glomerulus
Glomerulus merupakan anyaman pembuluh darah kapiler, yang merupakan cabang dari arteriol aferen. Arteriol aferen biasanya bercabang menjadi 2-5 cabang utama, yang masing-masing bercabang lagi menjadi jala-jala kapiler.
Glomerulus berfungsi sebagai penyaring darah. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi. Sel-sel endotel kapiler glomerulus mempunyai pori-pori sel lebih besar dan lebih banyak daripada kapiler-kapiler pada organ lain. Darah dapat disaring melalui dinding epitelum tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsul Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Hasil filtrasi cairan darah pada glomerulus disebut cairan ultrafiltrat (urine primer) yang selanjutnya, filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalam tubulus ginjal.
Pembuluh darah yang masuk ke glomerulus disebut arteriol aferen, sedangkan pembuluh yang meninggalkan glomerulus disebut arteriol eferen. Darah yang telah disaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
2. Kapsula Bowman
Berkas kapiler glomerulus dikelilingi oleh kapsula Bowman. Kapsula Bowman merupakan epitel berdinding ganda. Lapisan kapsula Bowman terdiri atas epitel selapis gepeng, dan lapisan dalam tersusun atas sel-sel khusus yang disebut podosit (sel kaki) yang letaknya meliputi kapiler glomerulus. Antara kedua lapisan tersebut terbentuk rongga kapsul Bowman. Sel-sel podosit, membran basalis, dan sel-sel endotel kapiler membentuk lapisan (membran) filtrasi yang berlubang-lubang yang memisahkan darah yang terdapat dalam kapiler dengan ruang kapsuler.
Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsul Bowman, terdapat tiga lapisan:
kapiler sel endotelium pada glomerulus
lapisan kaya protein sebagai membran dasar
selapis sel epitel yang melapisi dinding kapsul Bowman (podosit).
Dengan bantuan tekanan, cairan dalam darah didorong keluar dari glomerulus, melewati ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsul Bowman dalam bentuk filtrat glomerular.
Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350kali setiap hari dengan laju 1,2 liter darah per menitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal.
b.
Pada bagian medula terdapat bentukan seperti piramida yang disebut piramida renalis yang merupakan kumpulan saluran pengumpul air kemih yang bersatu membentuk pelvis renalis.
Medula ginjal terdiri dari 10-18 struktur yang berbentuk kerucut (piramida renalis). Piramid medula yang dasar dan pinggir-pinggir berada pada zona korteks dan puncaknya menonjol, yang disebut papila ginjal. Kaliks-kaliks bersatu membentuk pelvis ginjal yang merupakan bagian atas ureter yang melebar. Permukaan papila ginjal ditenbus oleh 10-12 lubang muara duktus koligens membentuk area kribosa. Dasar piramida medula tersusun atas paralel 400-500 tubulus panjang secara paralel (medulla rays), menembus korteks. Tiap medula rays terdiri dari duktus koligens yang lurus dikelilingi oleh banyak tubulusn efron sejajar yang merupakan unit filtrasi ginjal.
c.Pelvis Renalis
Pelvis renalis atau rongga ginjal adalah ruang-ruang kosong yang ada di ginjal yang berhubungan dengan ureter yang bermuara di vesica urinaria. Vesica urinaria adalah penampungan sementara urine sebelum keluar tubuh. Dari vesica urinaria keluar tubuh, urine melewati saluran uretra, lalu urine keluar lewat lubang seni.
Pembentukan urine di ginjal melalui proses filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi.
1. Filtrasi (Penyaringan)
Proses filtrasi darah terjadi di glomerulus, yaitu jalinan kapiler arteriol pada cekungan kapsul Bowman. Hasil penyaringan berupa filtrat glomerulus (ultrafiltrat) atau urine primer sebanyak kurang lebih 18 liter, dengan komposisi seperti darah tapi tidak mengandung protein, juga terdapat asam amino, glukosa, natrium, kalium, ion, dan garam lainnya.
Penyerapan kembali bahan-bahan yang masih berguna terjadi di tubulus kontortus proximal, berupa glikosa, asam amino, dan ion organik. Penyerapan berlangsung secara transport aktif. Juga terjadi penyerapan air yang terjadi di tubulus kontortus distal, lengkung Henle, dan tubulus kontortus kolektivus. Kemudian bahan yang telah diserap kembali tersebut dikembalikan ke darah melalui pembuluh kapiler yang terdapat di sekeliling tubulus.
Lengkung Henle diberi nama sesuai penemunya, yaitu Friedrich Gustav Jacob Henle, awal tahun 1860-an. Lengkung Henle berperan menjaga tingkat osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan ATP dan memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis. lengkung Henle bermuara pada tubulus konvulasi distal. Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus juxtaglomerular, yang mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi renin.
Setelah terjadi penyerapan dihasilkan urine sekunder. Dalam urine sekunder zat-zat yang masih diperlukan lagi tidak ditemukan, dan kadar ureum lebih tinggi bila dibandingkan dengan urine primer.
3. Augmentasi (Penambahan)
Augmentasi adalah proses pemanbahan zat-zat terlarut di dalam cairan tubuh ke filtrat (hasil saringan) yang ada di saluran nefron. Sehingga urine yang dikeluarkan dari tubuh adalah benar-benar merupakan zat yang tidak berguna. Proses ini terjadi di tubulus kontortus distal. Kemudian urine pelvis renalis keluar melalui ureter vesica urineria uretra. Hasil berupa urine sesungguhnya sebanyak kurang lebih 1,5 liter per hari. Yang secara normal tidak mengandung glukosa, protein, dan zat-zat yang masih diperlukan tubuh.
Faktor yang Mempengaruhi Produksi Urine
ditentukan oleh banyaknya garam yang harus dikeluarkan oleh darah agar tekanan osmosis dalam darah stabil,
dikendalikan oleh hormone Antidiuretika (ADH),
saraf renalis yang menyebabkan menyempitnya arteriol aferen,
jumlah air yang diminum,
konsentrasi hormone insulin,
emosi tertentu dapat menaikkan dan menurunkan konsentrasi urine.
Penyakit Gangguan Sistem Ekskresi Pada Ginjal
Diabetes Melitus
.Adalah sindroma gangguan metabolisme dengan hiperglikemia akibat defisiensi insulin / hambatan pada aktivitas pengaturan insulin, sehingga mempengaruhi metabolisme glukosa (tergantung insulin dan tidak tergantung insulin). DM disebabkan oleh produksi insulin menurun, yang menyebabkan kadar glukosa darah tinggi, faktor genetik atau inveksi oleh virus yang menyerang pancreas, sehingga dapat menyerang anak – anak maupun dewasa. Pada anak – anak muncul dengan cepat dan parah, sehingga memerlukan terapi insulin secara hati – hati, penjagaan seumur hidup pada keseimbangan antara konsumsi glukosa dan dosis insulin sangat dipetlukan. Sedangkan pada orang dewasa terjadi perlahan dan kadang – kadang lenyap tanpa disadari.
Batu Ginjal
Adanya endapan kalsium / asam urat di pelvis renalis. Kadar kalsium darah yang tinggi, oksalat, atau asam urat, dapat memberikan kontribusi terhadap risiko pembentukan batu.
Anuria
Adalah suatu penyakit, di mana ginjal tidak dapat memproduksi urine (kurang dari 50 ml / hari). Anuria sering disebabkan oleh kegagalan fungsi ginjal . Hal ini juga dapat terjadi karena beberapa obstruksi parah seperti batu ginjal atau tumor. Hal itu dapat disertai dengan penyakit ginjal stadium akhir . Anuria sering disebut juga anuresis.
Penyebab
Kegagalan fungsi ginjal, disebabkan oleh beberapa factor, termasuk obat-obatan atau racun (misalnya, antibeku), diabetes , tekanan darah tinggi. Batu atau tumor dalam saluran kemih juga bisa menyebabkan anuria dengan membuat halangan untuk aliran kemih. Pada laki-laki, pembesaran kelenjar prostat merupakan penyebab umum dari anuria obstruktif.
Pengobatan
Biasa dilakukan pentisipan urine kateter ke dalam vesika urinaria. Selain itu dapat juga dengan mengkonsumsi beberapa obat. Diantaranya adalan Manitol, dekstrosa, dan dobutamin.
Manitol adalah obat yang digunakan untuk meningkatkan jumlah air yang dikeluarkan dari darah dan dengan demikian meningkatkan aliran darah ke ginjal. Namun, manitol merupakan kontraindikasi pada anuria sekunder untuk penyakit ginjal, dehidrasi berat, perdarahan intrakranial (kecuali selama kraniotomi), kemacetan paru parah, atau edema paru.
Dekstrosa dan Dobutamine yang keduanya digunakan untuk meningkatkan aliran darah ke ginjal dan bekerja dalam waktu 30 sampai 60 menit.
Poliurea
Poliuria merupakan simtoma medis berupa kelainan frekuensi diuresis / buang air kecil sebagai akibat kelebihan produksi air seni. Gejala poliuria dapat timbul bersamaan dengan polidipsia.
Penyebab
Penyebab umum poliuria pada orang dewasa dan anak-anak, biasanya adalah diabetes mellitus yang tidak mendapatkan perawatan memadai, sehingga simtoma khas diabetes berupa hiperglisemia mengakibatkan diuresis osmosis. Penyebab umum lain adalah polidipsia, khususnya dengan konsumsi cairan yang mengandung kafeina dan alkohol dan bahan/obat lain yang bersifat diuretik.
Albuminuria
Albuminuria adalah suatu kondisi di mana albumin hadir dalam urin . Ini adalah jenis proteinuria . Jumlah protein yang hilang dalam urin dapat diukur dengan mengumpulkan air seni selama 24 jam, mengukur sampel urin dikumpulkan, dan mengekstrapolasi dengan volume yang dikumpulkan.
Ginjal biasanya tidak menyaring molekul besar ke dalam urin, sehingga albuminuria dapat menjadi indikator kerusakan ginjal. Hal ini juga dapat terjadi pada pasien dengan diabetes , terutama diabetes tipe 1 .
Penyebab albuminuria dapat dibedakan antara dengan jumlah protein diekskresikan :
Sindrom nefrotik biasanya menghasilkan ekskresi sekitar 3,0-3,5 gram per 24 jam
Sindrom Nephritic hasil dalam waktu kurang albuminuria jauh.
Mikroalbuminuria (antara 30 mg dan 300 mg) bisa menjadi pendahulu dari nefropati diabetes .
Pengobatan
Ada beberapa bukti bahwa intervensi diet (untuk menurunkan konsumsi daging merah) dapat membantu menurunkan tingkat albuminuria.
Glikosuria
Glikosuria adalah ekskresi glukosa ke dalam urin. Seharusnya air seni tidak mengandung glukosa, karena ginjal akan menyerap glukosa hasil filtrasi kembali ke dalam sirkulasi darah. Hampir dapat dipastikan bahwa penyebab glikosuria adalah simtoma hiperglisemia yang tidak mendapatkan perawatan dengan baik, walaupun gangguan instrinsik pada ginjal kadang-kadang juga dapat menginduksi glikosuria. Simtoma ini disebut glikosuria renal dan sangat jarang terjadi. Glikosuria akan menyebabkan dehidrasi karena air akan terekskresi dalam jumlah banyak ke dalam air seni melalui proses yang disebut diuresis osmosis.
Hematuria
Hematuria adalah adanya sel-sel darah merah (eritrosit) dalam urin. Ini mungkin dapat menjadi tanda bahwa ada batu ginjal atau tumor dalam saluran kemih, mulai dari yang ringan hingga yang mematikan. Jika sel-sel darah putih ditemukan di samping sel-sel darah merah, maka itu adalah tanda infeksi saluran kemih.
Perubahan warna merah pada urin dapat memiliki berbagai penyebab:
Sel darah merah
Hematuria mikroskopis (darah dalam jumlah kecil, dapat dilihat hanya pada urine atau light microscope).
Hematuria makroskopik (hematuria "terang" atau "kotor").
Hemoglobin (pigmen hanya merah, bukan sel-sel darah merah).
Pigmen-pigmen yang lain
Mioglobin dalam myoglobinuria
Porfirin di porfiria
Betanin, setelah makan bit
Obat-obatan seperti Rifampisin
Uremia
Uremia adalah kadaan toksik yang disebabkan gagal ginjal. Hal ini terjadi bila fungsi ginjal tidak dapat membuang urea keluar dari tubuh sehingga urea menumpuk dalam darah. Uremia dapat menyebabkan gangguan pada keping darah dan hipersomnia serta efek lainnya.
Selain gagal ginjal, tingkat urea dalam darah dapat naik dengan:
kenaikan produksi urea dalam hati, yang disebabkan:
diet tinggi protein
meningkatnya pemecahan protein (oleh operasi, infeksi, trauma, kanker)
pendarahan pada saluran pencernaan
obat-obatan tertentu seperti kortikosteroid
penurunan pembuangan urea, yang disebabkan:
menurunnya aliran darah melalui ginjal (misal disebabkan oleh hipotensi atau tekanan darah rendah, dan gagal jantung)
obstruksi atau gangguan pada aliran kemih.
Nefritis
Nefritis adalah kerusakan pada bagian glomerulus ginjal akibat infeksi kuman umumnya bakteri streptococus. Akibat nefritis ini seseorang akan menderita uremia atau edema. Nefritis akut banyak diderita oleh anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh infeksi penyakit menular. Sedangkan nefritis Kronis yang diderita oleh orangtua ditandai dengan tekanan darah tinggi dan pengerasan pembuluh darah ginjal .
Ginjal Kronik
Ginjal tidak berfungsi normal.
Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus (DI) adalah suatu penyakit dengan simtoma poliuria dan polidipsia. Jenis DI yang paling sering dijumpai adalah DI sentral, yang disebabkan oleh defisiensi arginina pada hormon ADH. Jenis kedua adalah DI nefrogenis yang disebabkan oleh kurang pekanya ginjal terhadap hormon dengan sifat anti-diuretik, seperti ADH. Simtoma klinis DI sangat mirip dengan simtoma pada diabetes mellitus, hanya pada DI tidak terjadi glikosuria, karena DI tidak mempunyai simtoma hiperglisemia.
Hiperuria DI dapat terjadi sepanjang waktu. Pada anak-anak, hal ini memberikan dampak pada nafsu makan dan masa pertumbuhan. Simtoma lain yang dapat terinduksi berupa demam, diare, mual, serta risiko dehidrasi dan defisiensi zat potasium, bahkan pada orang dewasa.
Ketosis
Ketosis adalah suatu keadaan organisme ditandai dengan peningkatan kadar bahan keton dalam darah aseton, (asto-asetat (menyebabkan asidosis) dan asam butirat (gas gangren)), dengan proses ketogenesis . Bahan ketone, terbentuk ketika stok glikogen hati adalah habis. Bahan-bahan keton acetoacetate dan ß- hidroksibutirat digunakan untuk energi.
0 comments:
Post a Comment